Langsung ke konten utama

Stories: 2020, April 9th

Pandemi Covid 19 yang dikenal juga dengan virus Corona membuat begitu banyak orang takut, termasuk saya. Apakah virus tersebut akan menyebar ke daerah tempat kita tinggal? Apakah nanti kita akan kena virus tersebut? Apakah besok kita masih bisa hidup dan melakukan rutinitas seperti biasanya?

Tanpa virus Corona pun, sesungguhnya kita tidak pernah tahu dimana dan bagaimana cara kita dipanggil Tuhan berpulang ke rumah-Nya. Bahkan, kita tidak bisa request ingin lahir dimana dan orangtuanya siapa. Semua sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Contohnya saja Glenn Fredly yang baru saja kemarin dipanggil menghadap Tuhan YME karena penyakit meningitis. Banyak yang tidak menyangka kepergiannya secepat ini. Keluarga dan kerabat yang ingin menghantar kepergiannya pun terbatas karena mengikuti anjuran pemerintah untuk social distancing.

Tidak bisa dipungkiri. Virus Corona memang telah menjadi momok yang menakutkan bagi kita, sekuat apapun fisik kita. Penyebarannya sangat mudah dan cepat. Sudah begitu banyak korban virus Corona ini.

Saya pribadi siap dipanggil Tuhan kapanpun jika memang tugas saya di bumi ini sudah selesai. Bagaimanapun cara saya dipanggil nanti, saya siap. Tapi kalau boleh saya meminta kepada Tuhan, saya  tidak ingin terkena virus Corona, apalagi sampai positif. Bukan karena takut sakitnya, melainkan karena saya tidak mau menghabiskan hari-hari terakhir saya di dunia ini tanpa keluarga yang saya cintai.

Baik di dalam kehidupan nyata maupun media sosial, saya berusaha mengingatkan orang-orang untuk mengikuti anjuran pemerintah, terutama untuk stay at home. Keluarga dan beberapa kerabat selalu saya tanyakan kabar. Saya selalu mengingatkan mereka untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mereka. Meskipun tidak bisa bertemu langsung, saya selalu berdoa dan berharap mereka akan baik-baik saja, dimanapun mereka berada.

Mungkin inilah dampak positif dari Corona bagi kita. Kita jadi lebih peduli dengan kebersihan dan kesehatan. Kita lebih peduli dengan kabar keluarga kita, terutama yang tinggalnya jauh. Kita jadi punya waktu lebih berkumpul bersama keluarga inti. Bahkan, begitu banyak dari kita yang jadi lebih religius. Entah hanya dalam media sosial atau memang dalam kehidupan nyata begitu adanya.

Semua hal positif ini sesuatu yang hebat dan memang dirindukan oleh Tuhan. Tapi alangkah lebih baiknya, jika kereligiusan ini memang real dan tidak bersifat sementara. Jika sudah demiikian, percayalah... wabah ini akan mereda! Bahkan, lebih cepat dari yang kita kira.

Salam damai! Tuhan Yesus memberkati. 😇🙏


Sumber berita:
TV One
www.kompas.com 

Postingan populer dari blog ini

Dokter Terawan Dipecat oleh IDI

Mungkin dokter Terawan memang telah melanggar kode etik kedokteran. Saya kurang paham, karena saya memang bukan dokter. 😅 Tapi, saya pribadi salut dengan hasil kerjanya. 👌👏👏👏 Biasanya penyakit keras seperti struk, jantung, paru-paru, apalagi kanker, memakan biaya sampai puluhan juta. Itupun jarang sembuh. Yaaa..., almarhum bapak saya termasuk diantaranya. 😢 Ini... ada dokter yang bisa menyembuhkan penyakit struk dengan cuci otak. Caranya memang baru dan tergolong lain daripada yang lain. Tapi, pada faktanya pasien bisa sembuh. Malah..., banyak pasien yang merasa berterima kasih pada dokter ini. Menurut mereka, cara ini lebih efektif dan murah dibandingkan pengobatan biasanya. Setidaknya, tidak memakan biaya sampai Rp10.000.000,-. Sebagai orang awam, saya tidak mengerti. Kenapa perbuatan dokter Terawan malah dijadikan kasus? Statusnya sebagai anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia) pun dicopot sementara. Meskipun dokter Terawan telah melanggar kode etik

Cerai atau Pertahankan?

Teruntuk kamu yang kehidupan rumah tangganya sedang diuji. Mungkin postingan ini cocok untukmu dan bisa membantumu lebih berpikir. Syukur-syukur kalau hubunganmu dengan pasanganmu selamat dan jadi lebih baik ke depannya. Perceraian itu bukanlah hal yang baik, bahkan tidak diizinkan oleh Tuhan dalam ajaran agama Kristen dan Katolik. Ga tau yang lain. Tapi, terkadang perceraian itu perlu demi kenyamanan hidup seseorang. Sayangnya, selalu ada korban dalam hal ini: anak (bila sudah memiliki anak). Jadi, bagaimanakah? Haruskah bertahan dengan pasangan seumur hidup, sedangkan batin tersiksa. Mending cuma batin, ada juga yang tersiksa secara fisik. Jawabannya menurutku adalah sederhana. Pilih secara matang bibit, bebet, dan bobotnya pasanganmu. Kenali dia luar dalam. Jangan hanya paras dan isi dompetnya yang diperhatikan! Perhatikan setiap perkataan dan tindak-tanduknya! Jangan menyesal di kemudian hari, ketika kamu sudah berumah tangga dan dikaruniai anak! Kalau sudah jelas kamu lihat pasang

Stories: 2009, Jan 22th

Siapa sih umat Kristiani yang ga kenal dengan penyanyi yang foto bersama saya ini? Yups, beliau adalah Jeffry S. Tjandra. Lagu-lagunya udah ga asing di kalangan umat Kristiani. Selama ini saya hanya bisa mendengarkan lagunya dari HP dan radio. Baru kali ini saya bisa bersalaman, berdempetan, bahkan foto bersama. Senang banget rasanya. 😊 Kalau kalian ngeliat ada wajah nongol di belakang kami, tenang... itu bukan penampakan. Itu Om Rony, supir travello anggota JDS. 😁 Itu Om Rony emang iseng. Udah tau kami mau foto bareng, sengaja pula dia nongol disitu. 😏 Foto ini sendiri diambil setelah acara Natal bersama JDS (Jaringan Doa se-Sukabumi) di salah satu gedung Secapa Polri. Lupa apa nama gedungnya. Yang pasti, kalau saya ga datang ke acara ini hari ini, kecil kemungkinannya saya dapat bertemu dengan beliau di kemudian hari. Lumayan lha, buat kenang-kenangan. 😆😊