Teruntuk kamu yang kehidupan rumah tangganya sedang diuji. Mungkin postingan ini cocok untukmu dan bisa membantumu lebih berpikir. Syukur-syukur kalau hubunganmu dengan pasanganmu selamat dan jadi lebih baik ke depannya.
Perceraian itu bukanlah hal yang baik, bahkan tidak diizinkan oleh Tuhan dalam ajaran agama Kristen dan Katolik. Ga tau yang lain. Tapi, terkadang perceraian itu perlu demi kenyamanan hidup seseorang. Sayangnya, selalu ada korban dalam hal ini: anak (bila sudah memiliki anak).
Jadi, bagaimanakah? Haruskah bertahan dengan pasangan seumur hidup, sedangkan batin tersiksa. Mending cuma batin, ada juga yang tersiksa secara fisik.
Jawabannya menurutku adalah sederhana. Pilih secara matang bibit, bebet, dan bobotnya pasanganmu. Kenali dia luar dalam. Jangan hanya paras dan isi dompetnya yang diperhatikan! Perhatikan setiap perkataan dan tindak-tanduknya! Jangan menyesal di kemudian hari, ketika kamu sudah berumah tangga dan dikaruniai anak!
Kalau sudah jelas kamu lihat pasanganmu buruk, ya jangan pertahankan! Jangan tunggu status resmi suami-istri dulu baru berpisah! Kalau pasanganmu baik namun ketika hidup bersamamu jadi tidak baik, bukan berarti pasanganmu berubah, tapi kamu yang belum benar-benar mengenalnya. Jangan langsung main pisah aja! Pikirkan dan renungkan, mungkin kesalahan bukan hanya ada pada pasanganmu, melainkan pada dirimu sendiri! Apa konsekuensinya jika kamu berpisah dengan pasanganmu, terlebih jika kamu sudah punya anak?
Tahukah kamu bahwa diluar sana banyak anak yang jadi pembuat masalah karena kedua orangtuanya bercerai? Maukah kamu anakmu jadi seperti itu? Kalau tidak, ya pertahankan rumah tanggamu! Kalau memang hubungan dengan pasanganmu tidak bisa dipertahankan lagi, ya setidaknya kamu perlu membagi waktu anak agar mendapat perhatian dengan adil dari kamu dan pasanganmu. Ingatlah selalu bahwa seorang anak butuh kedua orangtuanya, bukan hanya salah satu! Jangan egois! Ingat ya, pikirkan dan renungkan baik-baik!
Dari aku: Sahabatmu. 😊